Senin, 27 Januari 2020

Bukan pilihan melainkan suatu kewajiban.

Ada sebuah pernyataan bahwa masa muda itu masa-masa yang paling indah. Gimana nggak indah coba? setiap hari yang dipikirkan hanya tentang hangout bareng temen atau shopping baju-baju terbaru.

Dahulu pun dengan keluarga setiap weekend kita habiskan buat kuliner time. Makanan di Bogor mana yg nggak disinggahi oleh kami kebetulan sekeluarga hobbynya memang kulineran. Begitu indah di masanya.

Sempat kah terbersit dipikiran kita dahulu 10tahun yang akan datang akan jadi seperti apakah nanti? Dulu aku berpikir setelah lulus SMK, melanjutkan kuliah di jurusan yang diidam-idamkan, setelahnya ku ingin fokus berkarir. Dan memang seperti itu alurnya. Kunikmati masa mudaku dengan mencoba semua bidang pekerjaan dengan perusahaan berbeda. Dari mulai bekerja di salah satu foundation milik BUMN terbesar di Indonesia, pernah juga ngerasain jadi banker, dan terakhir di perusahaan fashion retail. Tidak pernah terpikirkan akan jadi Full time mom atau Ibu Rumah Tangga karena aku paling nggak bisa mengerjakan rutinitas yang berulang setiap harinya, dengan ruang lingkup yang hanya itu-itu saja. Dibayangkan pun sudah stres apalagi dijalani makanya nggak heran dari dulu setiap bekerja pasti selalu diposisikan sebagai promotion, handle event, persentasi, lobbying yang kerjaannya cuap-cuap terus.

Namun, semuanya berubah. Ada suatu momen yang meruntuhkan semua ego dan harapan.
Kusebut dia "little paradise". Tatapannya begitu menenangkan, seolah penuh harapan kalau keberadaanku sangat dia butuhkan. Kehadirannya memaksa aku untuk memilih pilihan yang paling aku takuti, karena aku mengerti konsekuensinya sangat besar jika aku memilih menjadi Full Time Mom. Tidak sedikit orang yang aku kecewakan termasuk diriku sendiri. Tapi apalah daya, takdir Allah mengharuskan aku seperti ini semeninggalnya mama. Sebenarnya bisa saja aku titipkan dia ke keluarga terdekat, atau memanggil jasa pengasuh anak. Ternyata takdir Allah memang selalu yang terbaik dan ada hikmah dibalik semua peristiwa. Kalau masih ada mama, akan sangat menjadi ketergantungannya aku dengan beliau. Allah ternyata menginginkan aku belajar ilmu bertahan hidup, yang selama ini terlewatkan ku pelajari dari sekian banyak ilmu yang sudah kucari. 

Segalanya memang harus dipaksakan dulu, dijalani, setelah itu ikhlas menerima. Dengan basic yang nggak mengerti sama sekali mengenai mengurus bayi baru lahir, mengharuskan aku mencari referensi sebanyak mungkin. Memang, positifnya rasa ingin tahuku tinggi dibalik ketidakberdayaan aku mengurus anak sendirian. Allah tidak mungkin memberi ujian diluar batas kemampuan umat-Nya bukan? selalu disugestikan setiap harinya agar hati ini semakin yakin dengan pilihan yang saat ini dijalani. 

Dan sekarang, surga kecilku sebulan lagi berusia 5th bahkan dia sudah jadi seorang teteh diusianya yang masih kecil. Itupun yang semakin menguatkan aku untuk tetap konsisten. Sekarang aku baru mengerti, bahwa menjadi seorang Ibu Rumah Tangga itu bukan pilihan melainkan sebuah kewajiban. Apabila disuruh memilih, pilihanku pasti berkarir. 

Akan tetapi bagaimanapun juga, seorang Ibu wajib untuk menyalurkan keinginannya dan mengeskplorasi kemampuannya. Sebisa mungkin aku cari kegiatan sebanyak-banyaknya, tentunya kegiatan kali ini berbeda dengan bekerja dulu. Aku coba tekuni mengenai pola pengasuhan anak dan ilmu berumahtangga dengan mengikuti banyak seminar, berorganisasi, dan memperbanyak membaca artikel yg terkait diselingi dengan menggeluti bisnis online. Apapun itu asalkan hati ini semakin ikhlas menjalani peran yang sekarang tanpa mengecilkan diri. 

Aku tau pilihanku ini tepat. Allah janjikan surga untuk yang mampu ikhlas dan sabar menjalaninya. Terimakasih Allah skenario kehidupanMu yang berliku menjadi proses pendewasaanku.


*Mbu*




2 komentar: